Pada Agustus 1938, Hitler menganugerahi
penghargaan kepada Henry Ford berupa medali “Grand Cross” (semacam Knight Cross
untuk sipil) atas jasanya membantu membangun persenjataan Jerman. Berdasarkan
berita yang dilansir New York Times, ini adalah kali pertama sebuah Grand Cross
dianugerahkan kepada orang asing non-Jerman.(33) Pemberian medali oleh Hitler
kepada Henry Ford ini kemudian mengundang kritik yang dilayangkan oleh
Sekretaris Interior AS Harold Ickes pada pidatonya di Cleveland yang
menyebutnya sebagai “Sebuah
kesalahan yang dilakukan milyuner non-yahudi.”(34)
Henry Ford, industrialis kulit
putih pemilik manufaktur kendaraan bermotor terbesar di Amerika yang
berdarah Inggris-Irlandia ini, memang telah lama dikenal sebagai sosok
protestan anti-semit (tidak
pro yahudi), bahkan ia telah terlibat langsung dalam pembiayaan kampanye Hitler
dan revolusi NSDAP di Munich dari awal. Sebuah
kesaksian yang dibuat Auer, seorang wakil presiden direktur dari Bavarian Diet
saat pengadilan Hitler:“Perusahaan kami telah lama mendapatkan informasi
pergerakan partai Herr Hitler yang dibiayai sepenuhnya oleh figur anti-semit
Amerika, Henry Ford. Saya tahu Tuan Ford tertarik kepada pergerakan yang
diusung NSDAP sejak beberapa tahun yang lalu. Saya mengetahuinya melalui agen
Tuan Ford sendiri yang sedang menjual Traktor di Munich. Ia bercerita kepada
saya, bahwa setelah bertemu Diedrich Eichart, Herr Eichart memintanya untuk
menyampaikan permohonan permintaan dana untuk perjuangan NSDAP ke Tuan Ford.
Tak butuh waktu lama sebelum dana mulai mengalir deras dari Tuan Ford ke
Munich. Dalam beberapa kali pertemuan saya dengan Herr Hitler, saya sering
mendengar langsung betapa bangganya dia akan dukungan Tuan Ford pada
perjuangannya. Saya juga melihat foto Tuan Ford dipajang pada dinding di ruang
kerja Herr Hitler”(35)
Hitler mendapatkan vonis hukuman yang
relatif ringan mengingat tingkat keseriusan tuduhan yang dilayangkan padanya
atas percobaan kudeta di Bavaria. Lalu ia menghabiskan sisa waktunya di penjara
yang cukup nyaman, menulis buku Mein Kampf, yang sebagian
besar isinya terinspirasi dari buku Henry Ford yang berjudul “The
International Jew”. Bahkan banyak paragraf di Mein Kampf yang diambil
mentah-mentah oleh Hitler dari buku tersebut. Boleh dibilang, Mein Kampf lahir
karena kekaguman Hitler akan ide-ide revolusioner yang ditulis oleh industrialis
anti-semit itu.(36)
Dalam sebuah wawancaranya dengan New York
Times, Henry Ford berkomentar, “Dalam
60 keluarga yang secara langsung menentukan nasib negara-negara di dunia, 20
diantaranya secara langsung mengontrol sektor moneter dari negara-negara
tersebut. Mereka adalah pencipta perang dalam arti sebenar-benarnya. Ini adalah
aspek konstruktif dan juga destruktif dari Wall Street. House of Morgan adalah
definisi dari aspek konstruktif (Dawes Plan). Telah bertahun-tahun lamanya saya
kenal Tuan Morgan (J.P. Morgan pemrakarsa bantuan finansial Dawes Plan
untuk Jerman). Boleh dibilang beliau adalah sahabatku. Perang atau damai di
dunia adalah mereka yang tentukan. Boleh dibilang, Wall Street lah yang
tentukan kapan dunia harus berperang, kapan dunia harus damai. Kenapa kita
melakukan hal ini? Karena uang yang diciptakan darinya, meski kami pun sadar
akan penderitaan manusia yang dibawa olehnya pula.”(37)
KESIMPULAN: Perang salib (crusade)
yang dikobarkan Henry Ford dan Morgan ke para penguasa bisnis yahudi di Eropa,
yang dengan sukses ditumbangkan melalui pembiayaan PDII, yang merombak total
peta bisnis di Eropa.
RENUNGAN: Tidak semua yang kita lihat adalah seperti itu
adanya. Hampir semua yang kita tahu tentang
peradaban modern, tak lain hanyalah sebuah bagian mikro dari modul bisnis makro
yang secara sistematis disosialisasikan kepada kita untuk mengajarkan apa-apa
yang harus kita sukai, dan apa-apa yang harus kita benci. Melalui sebuah
program yang dinamakan “pelestarian kebencian”. Rasa benci kita
terhadap (katakanlah) satu golongan, agama atau ras, juga merupakan produk
akhir dari program serupa yang telah disosialisasikan kepada kita dengan metoda
yang sama. Karena selama masih ada sekelompok orang yang memiliki cukup alasan
untuk membenarkan pembunuhan terhadap kelompok lain, maka akan ada setidaknya
sepucuk senjata dan sebutir peluru yang terjual; akan ada pembangunan pasca
konflik; akan ada pinjaman dibutuhkan dari sindikasi kreditur; akan ada
privatisasi dan investasi sektor swasta; akan ada lapangan pekerjaan; akan ada
bunga yang harus dibayar; dan tentunya akan ada profit (keuntungan) yang
tercipta. Karena perang adalah bisnis, dan tidak ada bisnis yang lebih menguntungkan
daripada perang.
1. Hitler dan Nazi dibiayai untuk
mengobarkan Perang Dunia II untuk menata ulang ekonomi Eropa demi keuntungan
para konglomerat.
2. WTC 9/11 direkayasa supaya
perusahaan-perusahaan minyak Amerika dan Inggris bisa kuasai ladang minyak di
Irak, dan jalur minyak di Afhanistan
3. Iran dan Korut diembargo supaya putus
asa dan mau berperang (persis seperti Jepang pada tahun 1941)
4. Cerita FIKSI holokos diciptakan untuk
mendirikan negara Israel, agar para konglomerat mendapat bunga dari pinjaman
besar setiap tahun (Yahudi BUKAN dalang konspirator, yahudi cuman obyek adu
domba dengan Islam untuk prospek bisnis Perang Dunia III).
Berdasarkan hasil investigasi para
sejarawan, disertasi para doktor, dan jurnal-jurnal professor dari berbagai
universitas ternama di Amerika dan Inggris, atas kejadian-kejadian sebenarnya
dibalik peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah dunia, yang telah dengan
sistematis dihapus dari catatan sejarah, dan dijauhkan dari jangkauan kita,
yakni: para raksasa bisnis
pemilik jaringan konglomerasi super kompleks yang berkolusi dengan para elit
politik negara-negara super power, dan menjadi dalang dari hampir seluruh
konflik di berbagai lini kehidupan di muka bumi ini. Mereka yang
bertanggung-jawab menebar kebencian, mempromosikan konflik, mengobarkan
peperangan, dan meraup keuntungan darinya, melalui sebuah program yang mereka
namakan “Pelestarian Kebencian”, dimana agan-agan adalah target utamanya. Dan
mereka adalah kulit putih (BUKAN yahudi).
“Nervos Bellum Pecuniam” yang berarti: “Esensi perang adalah Uang” (Marcus
Tulius Cicero), Senator Romawi Tahun 49 SM
SUMBER:
(33)”New York Times”, August l,
1938
(34)”New York Times”, December 19,
1938, 5:3
(35)”The Tragedy of Henry Ford” (New
York: G.P Putnams’s Sons), Jonathan Leonard.
(36)“The Legend of Henry Ford” (New
York: Rinehart & Co), Keith Sward
(37)”New York Times”, June 4, 1938, 2:2
6 komentar:
Oh ya tentu tidak semua harus disamakan. tidak karena Bapak Soeharto, kemudian orang jawa dihujad dan dikutuk pembantai dan killer with smile...... lebih tepatnya adalah yang punya penyakit cinta uang dan berdarah duit / bankir dan mengubah kekuasaan untuk menjadi mesin uang itulah mreka. bisa bantu mengenali mereka khan??????????
jadi biang sebenarnya siapa??? atau jangan-jangan proyek cuci tangan???
hahahaha yang adu domba kita dengan proyek Komunis dan kemudian ada deal anti komunis.
Kita semua adalah korban mereka kok tidak bosan ja diadu seperti ayam aduan dan bangga lagi.....
betapa bodohnya kita sehingga susah mengenali mereka? tuh yang tanda tangan kontrak ekonomi dengan ORBA TAHUN 1967 GAMPANG KAN...
semua yang ditujukan untuk keuntungan dunia semata adalah salah.
Similar to channel settings, there are many accent used for the set using far less metal.
Reputable offline jewelers pretty much all have online stores.
If you've chosen to wear pearls for your wedding jewelry, shopping for them now becomes a task.
my site irishmusicassociation.com
Antioxidants are an essential part of ending the consequences these free radicals placed on our bodies and occasional is a great spot to start.
For those of us, who for reasons unknown, might still get impatient waiting ten
mins, it provides a Pause-and-Serve feature
that permits you to grab your mug of coffee before it is done brewing.
Modern brewers combine space-saving designs, energy efficiency,
along with a speed and freshness factor in their
offerings.
Also visit my weblog; coffee maker
Posting Komentar